Lembaga riset Frost & Sullivan membuat daftar perbandingan tarif
telepon (on voice tariff) antar negara. Hasilnya relatif mengejutkan.
Sebab, mayoritas negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara cenderung
membayar biaya telepon lebih mahal dibanding negara kawasan Asia
Pasifik.
Salah satu kunci mahalnya biaya menelepon adalah keberadaan sistem
roaming. Alias pengguna telepon membayar untuk setiap panggilan yang
masuk. Mayoritas operator telekomunikasi Amerika Serikat menerapkan
sistem seperti ini untuk pelanggan pascabayar, sehingga biaya
bercakap-cakap konsumen di negara itu relatif besar.
Syarat lain agar tarif bercakap-cakap via ponsel bisa murah adalah
ketersediaan infrastruktur. Buruknya jaringan di kebanyakan negara
Afrika, seperti Tanzania dan Nigeria, menurut Bhat, mengakibatkan biaya
telepon memakan sampai 35 persen pengeluaran pemilik ponsel per bulan.
Maka, beruntunglah rakyat di lima negara berikut yang menikmati sambungan telepon lokal dan interlokal paling murah di dunia.
1. Swedia
Negara Skandinavia ini punya tarif telepon yang relatif murah. Bahkan jauh di bawah negara Eropa lain seperti Inggris atau Prancis yang terkenal mahal biaya teleponnya.
Berdasarkan data Frost & Sullivan, biaya ngobrol lewat telepon di negara ini rata-rata cuma Rp 300 per menit. Bandingkan misalnya dengan tarif di Inggris yang mencapai sekitar Rp 3.800 per menit.
Rakyat Swedia bisa menikmati tarif murah karena seluruh operator menerapkan sistem tagihan sesuai pemakaian. Di negara ini sistem yang populer adalah pascabayar. Selain itu tidak ada biaya roaming dan biaya minimum per bulan.