WARTA KOTA, SEMANGGI - Polisi akhirnya berhasil membekuk pelaku penusukan terhadap seorang anggota Brimob beberapa waktu lalu.
Tim gabungan dari Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta
Selatan, Polsek Pasar Minggu, Tim Buru Sergap Kepolisian Resor Kampar
dan Brimob Kedung Halang, Bogor berhasil membekuk Mustakim (22),
tersangka pembunuh Brigadir M Syarif Kappa, anggota Brimob Kedung Halang
yang ditemukan tewas di Pasar Minggu, Minggu (27/11/2013) lalu.
Mustakim yang berprofesi sebagai kondektur Metromini saat di Jakarta
ditangkap di tempat persembunyiannya di rumah sepupunya, Ismiyati, di
Kompleks Perumahan Graha Mutiara Blok B 9 RT 03 RW 01, Dusun III, Desa
Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kampar, Riau, Sabtu (2/11/2013) pukul
23.00.
Ia diintai tim gabungan yang tiba di Riau, 2 hari sebelum Mustakim dibekuk.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Slamet Riyanto,
menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, untuk sementara diketahui bahwa
motif pelaku menusuk Brigadir Syarif hingga tewas adalah karena
tersinggung saat ditegur korban yang saat itu menjadi penumpang
Metromini yang dikondekturi Mustakim.
Menurut Slamet, Mustakim memiliki sifat temperamen dan akhirnya menusuk
Brigadir Syarif dengan pisau yang selalu dibawanya. Mustakin tak terima
dan merasa tersinggung karena ditegur korban.
"Akhirnya pelaku menusuk korban dengan senjata tajam yang selalu dibawanya," kata Slamet, Minggu (3/11/2013).
Slamet menuturkan dari pengakuan pelaku dan keterangan para saksi,
peristiwa berawal saat Brigadir Syarif naik Metromini S 604 dari Jalan
Tanjung Barat tepatnya di depan bekas Apotik Sari Sakti, Pejaten Timur,
yang mengarah ke Pasar Minggu.
Saat di dalam metromini, sopir mengatakan kepada Mustakim dan penumpang
lain, bahwa mobil tidak sampai tujuan atau atau tidak sampai Terminal
Pasar Minggu. Alasannya metromini akan langsung masuk ke pool.
"Saat itu, pelaku bicara ke semua penumpang termasuk Brigadir Syarif,
kalau mobil tidak sampai Pasar Minggu dan mau masuk pool. Tersangka lalu
meminta semua penumpang turun," kata Slamet.
Namun merasa tidak sesuai dengan trayeknya dan cara kondektur yang
kelihatan memaksa semua penumpang turun, Brigadir Syarif menegur sang
kondektur Mustakim.
"Brigadi Syarif menegur pelaku karena caranya memaksa penumpang turun
dianggap kasar. Korban bilang ke pelaku, 'sopir saja bicaranya
baik-baik, tapi kamu kok kasar ngomongnya'," kata Slamet menirukan
ucapan korban seperti yang dituturkan pelaku.
Ditegur seperti itu, pelaku justru marah dan sempat terjadi cekcok mulut dengan korban.
"Saat terjadi cekcok mulut, hampir semua penumpang sudah turun. Lalu
pelaku mengeluarkan pisau yang selalu dibawanya dan menusuk korban dari
belakang. Punggung korban pun terkena tusukan," papar Slamet.
Setelah itu, kata Slamet, korban mencoba melawan namun pelaku justru makin beringas.
Korban turun dari metromini dan terus dikejar pelaku. Bahkan pelaku
kembali berhasil menikam dada Brigadir Syarif. Berhasil melukai
korbannya, Mustakim kabur melarikan diri.
"Dan akhirnya Brigadir Syarif, ditemukan tewas setelah sempat berjalan
dan mencoba mencari pertolongan ke kantor polisi," kata Slamet.
Menurut Slamet, hasil dari pemeriksaan sopir metromini atau rekan
Mustakim yang bekerja sebagai kondektur, diketahui bahwa Mustakim
dikenal tempramental dan mudah tersinggung.
"Tersangka dikenal oleh rekan-rekannya sangat tempramental dan mudah
tersinggung. Ia juga diketahui selalu membawa pisau kemana-mana,"
katanya.
Ah...fotonya ngeri tuh!! Kekerasan terhadap polisi yang merupakan aparat penegak hukum secara akal sehat SUNGGUH-SUNGGUH tidak bisa ditolerir dan dibenarkan akal sehat dan hati nurani manusia. Kalaulah aparat penegak hukum yang berupaya mengayomi dan melindungi masyarakat jelata dizalimi dengan kekerasan, maka kemana lagi masyarakat jelata berani 'mempertaruhkan' keamanan dan kenyamanan hidup mereka. Kejadian tersebut telah beberapa kali terulang dalam beberapa bulan terakhir. Ditambah lagi, barusan ini seperti yg dimuat http://bit.ly/1gdmUKA , sampai-sampai mobil patroli polisi pun dibakar di Kec. Pringgabaya, Kab. Lombok Timur.
ReplyDelete